REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA
-- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) melarang
penyanyi asal Amerika Serikat yang dijuluki 'Mother Monster' Lady Gaga konser
di Jakarta.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri
Irjen Pol Saud Usman Nasution menuturkan jika beberapa waktu yang lalu banyak
pernyataan tentang penolakan konser Lady Gaga di Jakarta. Maka dengan tegas ia
mengatakan jika Mabes Polri tidak memberikan izin terhadap rencana konser Lady
Gaga yang rencananya akan diadakan pada 3 Juni mendatang.
"Pada prinsipnya Polda Metro
Jaya selaku penanggung jawab wilayah Jakarta
tidak memberikan rekomendasi untuk melaksanakan konser di Jakarta," ujar Saud saat dijumpai di
Auditorium STIK Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Selasa (15/5).
Menurut Saud yang menjadi
pertimbangan atas penolakan konser tersebut adalah sebagai langkah untuk
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya di Jakarta. Saud menjelaskan jika pihaknya telah
menerima surat penolakan dari ketua Majelis
Intelektual dan Ulama Muda Indonesia
serta Forum Umat Islam.
Awalnya para organisasi
masyarakat tersebut menyerahkan surat penolakan
kepada Sekretariat Negara, surat itu berisi
permintaan kepada presiden agar Lady Gaga tidak konser di Jakarta. "Mereka minta kepada presiden
agar Lady Gaga tidak konser di Jakarta.
Sehingga dari surat
tersebut dan setneg melanjutkan kepada Polda agar dipertimbangkan untuk
mengambil sebuah kebijakan," tutur Saud.
Demi alasan keamanan tersebut
maka Polda tidak memberikan izin, begitu pun Mabes Polri tidak akan memberikan
izin konser Lady Gaga di Jakarta.
Saud juga menjelaskan bahwa sudah
ada pernyataan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tidak mendukung dan
menolak karena Lady Gaga dianggap tidak pantas dan bertentangan dengan agama.
Selain MUI Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Front Pembela Islam
(FPI) yang merupakan wadah islamiyah juga menolak adanya konser tersebut.
Meski banyak suara yang telah meminta pembatalan konser Lady Gaga tetapi banyak masyarakat yang juga telah rela antri berjam-jam membeli tiket konser tersebut. Suksesnya konser Lady Gaga terlihat pada penjualan pertama tiket konser Lady Gaga yang digelar pada 10 Maret lalu, hanya dalam waktu kurang dari dua jam tiket tersebut sudah terjual hingga 50 persen.
Meski banyak suara yang telah meminta pembatalan konser Lady Gaga tetapi banyak masyarakat yang juga telah rela antri berjam-jam membeli tiket konser tersebut. Suksesnya konser Lady Gaga terlihat pada penjualan pertama tiket konser Lady Gaga yang digelar pada 10 Maret lalu, hanya dalam waktu kurang dari dua jam tiket tersebut sudah terjual hingga 50 persen.
Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Reporter: Nur Feby Rosiana
Fiddy Anggriawan – Okezone
JAKARTA- Kadiv
Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Saud Usman Nasution menegaskan bahwa Mabes Polri
tidak memberikan izin terhadap rencana konser Lady Gaga. Hal ini terkait
maraknya aksi penolakan terhadap penyanyi asal Amerika Serikat tersebut.
Pertimbangannya adalah adanya surat dari Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia,
serta Forum Umat Islam (FUI) yang mengajukan kepada Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kementerian Sekretariat Negara melanjutkan kepada Polda agar dipertimbangkan sebuah kebijakan agar suasana Ibu Kota kondusif. Karena pertimbangan itulah dalam rangka alasan keamanan Polda tidak memberikan rekomendasi," ungkap Saud kepada wartawan di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/5/2012).
"Kementerian Sekretariat Negara melanjutkan kepada Polda agar dipertimbangkan sebuah kebijakan agar suasana Ibu Kota kondusif. Karena pertimbangan itulah dalam rangka alasan keamanan Polda tidak memberikan rekomendasi," ungkap Saud kepada wartawan di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/5/2012).
FUI bersama Fraksi PPP dan juga
dari FPI menolak Lady Gaga karena tidak pantas dan bertentangan dengan agama.
Sehingga mereka meminta kepada Presiden SBY agar Lady Gaga tidak datang
keJakarta. Oleh karena itu, Mabes Polri tidak memberikan izin penyelenggaraan
kegiatan konser tersebut.
Seperti diketahui Lady Gaga akan mengadakan konser pada 3 Juni mendatang bertempat di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Penjualan tiket penyanyi Poker Face ini pun tergolong laris dan cepat habis sehingga tiketnya pun kembali dibuat untuk gelombang kedua.
Seperti diketahui Lady Gaga akan mengadakan konser pada 3 Juni mendatang bertempat di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Penjualan tiket penyanyi Poker Face ini pun tergolong laris dan cepat habis sehingga tiketnya pun kembali dibuat untuk gelombang kedua.
Sumber :
Sejarah tentang
Lady Gaga :
Stefani Joanne Angelina Germanotta (lahir di New
York City, New
York, Amerika Serikat, Amerika
Serikat, 28
Maret 1986; umur
26 tahun), lebih dikenal dengan nama
panggungnya Lady Gaga, adalah seorang penyanyi pop
Amerika
Serikat. Setelah tampil dalam kancah musik rock di New York
bagian Lower East Side pada tahun 2003 dan kemudian
mendaftar di New York University, Tisch School of the Arts, ia segera
menandatangani kontrak dengan Streamline Records, sebuah anak perusahaan Interscope Records. Selama waktu awal Gaga di
Interscope, ia bekerja sebagai penulis lagu untuk artis label sesama dan
menarik perhatian artis rekaman Akon, yang mengakui kemampuan vokalnya, dan mengontraknya ke
label miliknya sendiri, Kon Live Distribution.
Gaga menjadi terkenal setelah merilis album debutnya The Fame
(2008), yang sukses baik secara kritik maupun komersial dan meraih popularitas
internasional dengan singel "Just Dance"
dan "Poker
Face". Album ini mencapai nomor satu di tangga album enam negara,
menduduki puncak tangga lagu Billboard Dance/Electronic Albums
sekaligus memuncak pada nomor dua di tangga lagu Billboard
200 di Amerika Serikat dan mencapai posisi sepuluh besar di seluruh dunia.
Album keduanya, The Fame Monster (2009), kelanjutan dari The Fame,
menghasilkan dua singel nomor satu di berbagai negara yaitu "Bad Romance"
dan "Telephone", sehingga dia diperbolehkan untuk
memulai tur konser global kedua, The Monster Ball Tour, hanya beberapa bulan
setelah selesai tur pertama, The Fame Ball Tour. Album studio kedua Born
This Way, dirilis pada Mei 2011, menduduki puncak tangga album di seluruh
pasar musik utama, setelah kedatangan singel "Born This Way", "Judas",
dan "The Edge of Glory"—singel pertama mencapai
nomor satu di negara di seluruh dunia dan merupakan penjualan singel tercepat
dalam sejarah iTunes,
menjual satu juta kopi dalam lima hari.[1]
Terinspirasi oleh artis glam rock
seperti David
Bowie dan Freddie Mercury, serta penyanyi dance-pop
seperti Madonna
dan Michael Jackson, Gaga juga diketahui dalam
kegemarannya di bidang fesyen, dalam penampilan dan dalam video musiknya.
Kontribusinya terhadap industri musik telah mengumpulkan banyak prestasi
termasuk lima Grammy Awards, serta dua belas nominasi; dua Guinness World Records;[2] dan
penjualannya diperkirakan sekitar 64 juta rekaman.[3][4] Billboard
memberi gelar padanya "Artis Terbaik pada Tahun 2010",[5] dan
peringkat sebagai "Artis Terbaik ke-73 pada Dekade 2000-an".[6] Gaga
telah dimasukkan dalam daftar tahunan majalah Time, yaitu Time 100
"orang paling berperngaruh di dunia" serta tercantum di sejumlah
daftar tahunan majalah Forbes[7]
termasuk "100 selebriti paling berkuasa dan berpengaruh di dunia" dan
mencapai nomor satu dalam daftar tahunan "100 selebriti paling berkuasa".
Lady Gaga, Boneka Illuminati ?
Simbolisme yang ada di sekeliling
Lady Gaga begitu terang-terangan sehingga orang boleh jadi bertanya-tanya
apakah itu semua adalah sebuah lelucon yang memuakan. Simbolisme Illuminati
menjadi begitu jelas sehingga analisa berikut ini menjadi sebuah karya
sederhana dalam rangka menunjukannya. Pribadi Lady Gaga secara keseluruhan
(entah itu cuma dibuat-buat atau tidak) merupakan sebuah bentuk penghormatan
kepada mind control/pengendalian pikiran, dimana menjadi seseorang yang berotak
kosong/bodoh/tidak cerdas/tidak berotak tajam, kacau dan pelupa/tukang ngelamun
menjadi hal yang modis (fashionable).
Apa yang harus
kita kuasai di sini adalah simbolisme yang diciptakan project Monarch dan
penggunaannya dalam media massa.
Monarch adalah nama jenis dari kupu-kupu dan menjadi simbol dasar atas mind
control bagi "orang dalam". Simbolisme di sekeliling Lady Gaga, dalam
gambar-gambar dan videonya, menggabungkan simbol-simbol tersebut dengan
okultisme dari perkumpulan-perkumpulan rahasia (secret societies). Pribadinya
yang kosong, seperti diprogram, dan sedikit menyimpang mewujudkan semua
"gejala-gejala" dari korban mind control. Mari kita melihat apa yang
Lady Gaga representasikan, dimulai dari yang dasar : nama.
Gaga adalah
istilah yang langsung merujuk kepada sifat seperti kacau pikiran. Berikut ini
adalah beberapa sinonim yang diambil dari sebuah thesaurus : http://www.audioenglish.net/dictionary/gaga.htm
"Gaga"
mungkin merupakan kata termudah untuk diucapkan dalam Bahasa Inggris,
sebagaimana kata ini seringkali merupakan yang pertama dikeluarkan oleh bayi
yang mencoba meniru cara berbicara. Jadi Lady Gag seolah-olah mengatakan: Aku
Lady Gaga dan aku bodoh/berotak kosong. Kepala yang kosong ini dapat
diisi/dipenuhi dengan segala omong kosong yang kau mau. Tiru aku, anak-anak
muda. Keadaan mental seperti ini dicapai setelah pengendalian pikiran/mind
control berhasil dengan baik.
Nama Lady Gaga
dikatakan pula terinspirasi oleh lagu "Radio Gaga". Video klip lagu
ini berisi banyak adegan dari film tahun 1927 berjudul Metropolis.
Film ini bercerita tentang
seorang perempuan dari kelas pekerja yang dipilih oleh kaum elit dalam rangka
menghidupkan sebuah robot, lewat cara menggabungkan ilmu pengetahuan dan ilmu
hitam (black magic).
Robot ini menjadi bintang
pertunjukan yang seksi dan memikat dan bertujuan untuk merusak kelas pekerja.
Acuan/petunjuk yang mengarah kepada film ini berlimpah dalam video-video musik,
seolah-olah film ini begitu penting bagi golongan elit okult. Madonna, Beyonce,
Kylie Minogue, dan masih banyak yang lainnya, telah mengambil kesamaan
menyerupai robot perempuan dalam film Metropolis (para penyanyi ini pernah
mengenakan kostum menyerupai robot dalam salah satu pertunjukan mereka) dan,
seperti yang akan anda lihat dalam video klip "Paparazzi", Lady Gaga
melanjutkan "tradisi" ini.
Sumber :
Komentar dari Oyah :
Apapun kritikan dan tentangan
dari berbagai kalangan masyarakat, bagi saya, Lady Gaga adalah tetap seorang Great Performer, mungkin ketenarannya
disetarakan dengan Madonna atau Marilyn Monroe... whatever... She is what she
is...
Mungkin yang perlu diatur bila
Lady Gaga ingin tampil di Indonesia
adalah dari sisi busana maupun stage-performance
yang tidak vulgar seperti layaknya di
negeri-negeri yang menganut faham liberalisme.
0 komentar:
Posting Komentar